Kamis, 12 September 2013

Lomba Mancing Kutuk - Mencari Lokasi



Lomba Mancing Kutuk


Ada beberapa hal yang menarik untuk diceritakan di dalam blog ini mengenai  hal2 seputar Lomba, yaitu tentang bagaimana Panitia mencari lokasi untuk Lomba, termasuk obrolan2 segarnya para pemancing kutuk pada saat rapat pra Lomba, pada saat nongkrong memprediksi  juara, pada saat lomba itu sendiri, dan lain2.
Sepengetahuan kami, Lomba Mancing Kutuk seperti yang satu ini belum pernah diadakan di Sidoarjo, mungkin bahkan yang pertama kali di Indonesia. Jadi kalau yang namanya mengawali itu, tentu saja akan mengalami berbagai hambatan dan tantangan2 yang cukup rumit, mengingat juga keterbatasan Panitia sendiri dalam berbagai hal yang berkaitan dengan Lomba. Kami semua ini pemancing, bukan orang2 yang sudah terbiasa mengadakan lomba. Selain itu juga karena kesibukan kami sehari2, tentu waktu kami akan sangat terbatas untuk itu semua, namun kalau yang namanya hoby dan “gendeng mancing”, semuanya itu tetap terus diupayakan sedemikian rupa hingga jadi.  

Mencari lokasi untuk Lomba
Kita semua tahu bahwa medan perang sehari2 tim Mancing Kutuk Gabus adalah tambak2 milik para Pengusaha Tambak di seputar wilayah  Sidoarjo, dan itu semua gratis tanpa ada biaya, tidak seperti halnya kalau mancing di kolam2 pancing. Jadi kalau kutuk itu hamanya tambak, kita semua ini adalah hama dari hamanya tambak. Oleh karenanya tentu saja pengelola / penjaga tambak mungkin tidak akan mengijinkan atau paling tidak ya keberatan, kalau terlalu  banyak personil mancing yang kita bawa ke satu lokasi tertentu. Namun sebelum itu terjadi, biasanya kita mawas diri, dengan cara berpencar dalam kelompok2 kecil  mencari tempat yang lain, supaya tidak nggerombol di satu tempat, sehingga mengganggu tambak tersebut.
Dengan cara ini kita semua awet mancing terus sampai sekarang belum pernah ada masalah, kalau toh ada masalah ya kita biasa menghindar dan bisa menyelesaikan. “ Ngalah wae mas, sing penting sesuk isuk oleh popping maneh...”, kata Cak Har.

Nah, inilah yang menjadi kendala utama Lomba, dengan jumlah pemancing yang sudah segitu banyak, terus bagaimana bisa mewujudkan Lomba, “ di tambak nenek-moyangnya siapa “, begitu tanya Cak Dikin pada saat rapat di warungnya Cak Budi Degan (Alm).

Karena begitu sulitnya mencari lokasi yang pas dan layak untuk Lomba, Abah Eric sempat mengusulkan untuk membagi lokasi di 3 tempat, kelompok pertama di Tambak Prapat misalnya, kelompok kedua di Tambak Pramuka, yang ketiga di tempat lain misalnya. Lalu tepat jam 9 pagi, semua peserta harus sudah kumpul di Pos Panitia, untuk menyerahkan hasil pancingan pagi itu untuk ditimbang Panitia, lalu ditentukan pemenangnya.

Tetapi kemudian diberi masukan  oleh rekan2 lain, “masak lomba lari, satu di alun2, yang lain di GOR, terus yang lain lagi di Tulangan Bah...?“, ada yang tanya demikian.

“ Lagian nanti akan muncul kecurangan2, seperti bawa ikan dulu dari rumah, atau beli ikannya orang nyengget, atau mungkin ada yang mampir dulu di Cak Surip beli ikan sing guuueedhe. Yang bisa mengawasi siapa, terus perlu berapa orang Panitia, bagaimana mekanismenya . “ kata Sambun.

“ Begini saja Bah, bagaimana kalau dibuat ada biaya pendaftaran, nanti uangnya kita serahkan ke pengelolanya, kan lumayan, biar penjaganya juga tidak keberatan kalau kita ke sana dengan orang yang segitu banyak, toh kita tidak mancing ikan yang dipelihara, barangkali ada tambak yang bersedia, dengan begitu kita bisa ngumpul di satu tempat, hanya satu hari itu saja, paling2 tiga atau empat jam, mudah2an ndak keberatan. “ usul Cak Har. Usul demikian, karena memang semula rencananya Lomba itu disponsori sendiri oleh Abah Eric dan tidak dipungut biaya pendaftaran / gratis , “ iya... qiqahane Doyok “, kata Cak Dikin. 

Kemudian Teguh, seorang anggota security Sekawan Anggun, yang juga pemancing kutuk mengusulkan, “ yok opo nek di tambaknya Cacak – ku Bah, engko tak warahe, soale Cacak nyewa sendiri ndak ikut juragan,.... uuuooooo...kutuk’e...sak kentol2... tas iki disetrumi teko pinggiran...tet tet tet... oleh sak kentol2 “.  “Huuuaaa....ha...ha.....!”, semua tertawa.

“ Iyo wis.. warahen, terus nguwenehi piro ( bayar berapa ) ha...haa.? “, jawab Abah Eric semangat dan masih ikut terpingkal2.

“ Iyo.. nek sak uwong limang ewu yok opo Bah... mosok keberatan ? “ tanya lagi Teguh.

Akhirnya malam itu disepakati biaya pendaftaran Rp.5.000,- /orang.

Singkat cerita, besoknya Panitia, antara lain Habid, Jempol, Doyok, Solikan Prasung, dan Pak Solikin segera meluncur ke lokasi tersebut untuk survey sekaligus koordinasi dengan Cacak-ne Teguh, termasuk kulo-nuwon dengan tambak2 sekitar lokasi itu, terutama masalah konvoi kendaraan yang akan terjadi nanti  di pagi2 gelap pada saat Lomba, dan lain2, yang mungkin bisa mengganggu tambak2 lain yang dilewati para peserta Lomba.

Tambak Seloroh - Kd. Peluk - Sidoarjo
Lokasi Lomba sudah beres teratasi, dan ditetapkan di tambaknya Cacak-ne Teguh, tepatnya di Tambak Seloroh di daerah Kedung Peluk – Sidoarjo.

- bersambung -

Oleh :
Admin. Mancing Kutuk Gabus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda di blog kami, dengan senang hati, kami mempersilahkan Anda untuk memberikan masukan, saran, dan komentar.
Salam bahagia.