Trip di tambak yang hampir tamat
Karena begitu seringnya tim Mancing Kutuk Gabus trip di lokasi tambak tertentu dalam kurun waktu yang lama dan berulangkali trip, hingga terjalin hubungan kekeluargaan dan keakraban, baik dengan penjaga/pengelola yang ada di tambak itu, maupun dengan tambaknya sendiri. Akhirnya akan ada rasa ikut berduka atau paling tidak rasa haru dan kehilangan, ketika lokasi tersebut harus berakhir masa peruntukannya sebagai tambak, dan harus berubah menjadi lahan yang lain sesuai tujuan pemilik yang baru.
Perkembangan penduduk di Sidoarjo yang sedemikian pesat, memunculkan kebutuhan akan lahan baru untuk tempat tinggal (perumahan), untuk tempat usaha (ruko, pergudangan, industri, dll) dan fasilitas yang lain (rumah sakit, pasar, tempat wisata, mall, dll), dan tentunya akan terjadi perubahan drastis di hampir semua wilayah di Sidoarjo. Lahan2 yang dulu berupa tanah2 kosong, kini bisa jadi sudah berubah menjadi mall, supermarket, pasar, dll. Lahan yang dulu areal persawahan, kini berubah menjadi perumahan2, mulai dari yang sederhana, menengah, sampai perumahan yang elite dan mewah. Lahan2 yang dulu berupa areal tambak, kini berubah menjadi ruko, komplek pergudangan dan industri, dll.
Perkembangan dan kemajuan di dunia nyata ini mau tidak mau mempengaruhi pula dunianya Mancing Kutuk Gabus di areal tambak, habitatnya para pemancing kutuk teknik casting umpan percil.
" Sepuluh tahun lagi...th 2020...mungkin kita popingnya di tambak daerah Ketingan sana, dekat laut." kata Cak Harijanto, memandang jauh ke masa depan.
" Yah..mudah2 an kita semua masih hidup di tahun itu, selagi masih hidup, mau poping di mana saja ndak jadi masalah. ", jawab Pakipunk.
" Yang penting ndak poping di lapangan basket...huo...ho...ho..! ", sambung Cik Poo.
Untuk itulah akhir2 ini tim Mancing Kutuk Gabus mengadakan trip di lokasi tambak2 yang hampir tamat, dalam arti tambak2 yang sedang diurug (diratakan dengan tanah), untuk mengenang sukses2 yang pernah dicapai di tambak2 itu, untuk trip2 perpisahan dengan lokasi itu, agar ada semacam kenangan yang terakhir kali dengan tambak2 itu, untuk ikut menyaksikan detik2 terakhir dari sebuah nama tambak2 itu (semua tambak di Sidoarjo memang punya nama), " trip melankolis " kata Pakipunk, " trip mbrebes mili " kata Cak Dikin.
Ryan, Christian dan Sambun - di Tambak Barangan Utara |
Ada beberapa tambak yang ada di daerah Barangan Utara, sebagian besar kini sudah rata dengan tanah, bahkan ada yang sudah berdiri bangunan pabrik / gudang, antara lain tambak yang dulu dikelola oleh Pak Tamyis, tambak yang dikelola Pak Abu Hasyim, dan tambak yang dijaga oleh Cak Ali, semuanya itu kini hanya tinggal kenangan saja. Tambak pada photo di atas adalah tambak yang dikelola oleh Pak Juma'in, yaitu di daerah Barangan utara yang paling timur, sedang dalam proses pengurugan tanah oleh developer.
Tambak lain yang kini sedang dalam proses pengurugan adalah tambak penjara bagian selatan.
Cantiknya Tambak Penjara |
Tak ada yang tahu pasti mengapa tambak ini diberi nama tambak penjara, yang kami tahu adalah, di sinilah markasnya monster2 kutuk, karena begitu banyaknya catatan monster yang pernah naik dari tambak ini, dari tahun ke tahun di buku catatan Mancing Kutuk Gabus.
Sodikin dan Monster Kutuk 1,2 kg - tambak penjara ( photo th.2011 ) |
Tambak yang banyak memberi kenangan manis berupa catatan monster maupun jumlah perolehan itu, kini sedang dalam proses pengurugan, sebentar lagi juga tinggal kenangan saja.
Mau nonton videonya, klik tautan di bawah ini !
Oleh :
Admin. Mancing Kutuk Gabus
sharing lokasinya dong di google map
BalasHapusSeputaran wilayah Sidoarjo boss, pokoknya jam 5 pagi blusukan tambak pasti ketemu anggota. Salam !
Hapus