Proses belalang berganti kulit
Ini adalah cerita tentang seekor belalang hijau yang hinggap di dahan tumbuhan putri malu yang tumbuh liar di samping kiri tempat duduk saya saat mancing. Yaitu tentang bagaimana belalang hijau memperbaharui kulitnya dengan melepaskan diri dari cangkang kulitnya yang lama (mlungsungi , bahasa jawa )
Apakah yang menarik tentang belalang ? Pernahkah anda melihat sendiri proses belalang mlungsungi (bahasa jawa, maaf saya lebih suka dengan istilah ini untuk tulisan selanjutnya) ?
Seandainya saya tidak melihat dan menyaksikannya sendiri dari awal sampai akhir, saya pun tidak akan tergerak untuk menulis dan menceritakannya di dalam blog ini. Saya tidak ingin apa yang saya lihat dan saksikan tentang Kebesaran Sang Maha Pencipta melalui makhluk kecil ciptaan-Nya tersebut terpendam sia-sia di kepala saya.
Saya bukanlah seorang ahli biologi atau ahli yang setara dengan itu, yang bisa menjelaskan secara ilmiah tahap demi tahap tentang siklus hidup belalang, saya juga bukan seorang penulis yang bisa berbahasa dengan baik sehingga menjadikan cerita tentang belalang ini lebih menarik dan mudah dicerna oleh pembaca. Saya hanyalah salah seorang pemancing kutuk di Mancing Kutuk Gabus, yang kebetulan suka bawa kamera saat mancing, untuk mengabadikan momen-momen tertentu di saat kami mancing.
Untuk itu saya hanya bisa berharap semoga cerita dalam gaya bahasa sederhana saya ini, bisa dimaklumi semua pembaca, dan mudah-mudahan berguna bagi kita semua. Amin.
Photo 1 (Tahap 1) |
Entah kapan belalang hijau tersebut mulai hinggap di dahan yang penuh duri dari tumbuhan putri malu itu, saya tidak tahu, beberapa kali goyangan tubuhnya menyita perhatian saya untuk melihat ke arahnya, dan itu menjadi perhatian kedua saya, selain umpan percil yang saya lempar dan seret berkali-kali saat mancing. Karena terik matahari sudah sangat terasa, dan beberapa kali lemparan saya tidak menghasilkan gondholan (Pembaca setia blog ini tentu tahu artinya), stik pancing saya taruh begitu saja di tanah dan kamera saya keluarkan. Kamera pocket istimewa saya, istimewa karena untuk belinya saja, saya harus jual dulu peralatan fitness saya…huaaa…haa..ha !
Photo 2 (Tahap 2) |
Belalang yang tubuhnya kelihatan pucat ini sama sekali tidak merespons saat moncong kamera saya dekatkan ke arahnya, sedemikian dekatnya kurang lebih 5 s/d 8 cm dari tubuhnya, dan itu tidak seperti biasanya. Biasanya mereka sedikit beringsut sembunyi dengan memutari ranting atau daun untuk menjauh dari kamera, bahkan terbang.
Photo 3 (Tahap 3) |
Dari itulah saya baru tahu dari layar kamera, bahwa belalang yang tampak pucat dan loyo tersebut, sekujur tubuhnya sedang berdenyut-denyut alias kembut-kembut dan sesekali bergetar perlahan mengejang-ngejang. Mungkin sedang memisahkan kulit barunya dari kulit yang lama, tetapi masih tetap berdiam di cangkang lama tersebut. Saat itu saya berpikir, mungkin inilah alasan kenapa dia memilih ranting berbulu dan berduri, agar cangkang dan tubuh di dalamnya bisa nyangkut dan tidak jatuh ke tanah.
Photo 4 (Tahap 4) |
Berikutnya saya melihat, bahwa kembut-kembut (denyut-denyut) tersebut mulai terkonsentrasi di bagian kepala, kedua sungut (trachea) bergerak-gerak naik turun dan bagian punggung cangkang itu mengembang seperti punuknya unta, hua..ha..ha..ha !
Photo 5 (Tahap 5) |
Lalu kedua sungut (trachea) tersebut menjuntai lurus kebawah, belakang kepala dan punggung bagian atas merekah, kembut-kembut di kedua bagian tersebut makin keras, sebagian mata ikut merekah dan mengelupas, di saat yang sama tampak menyembul keluar kepala baru yang tampaknya begitu lunak dan kembut-kembut.
Photo 6 (Tahap 6) |
Saya begitu tegang saat itu sampai lupa menekan tombol kamera untuk beberapa saat, karena lebih tertarik untuk terus melihat kejadian itu dari layar kamera dan tidak ingin sedetikpun kehilangan moment tersebut. Saya baru sadar untuk menekan tombol shutter saat kepala baru sudah menyembul tinggi ke atas. Dalam hati saya terus memuji Tuhan, ajaiblah Tuhan, Engkau Maha Ajaib, dan sesungguhnya semua pekerjaan-Mu adalah sempurna.
Photo 7 (Tahap 7) |
Tubuh baru sudah 80 % keluar dari tubuh yang lama, kaki bagian depan mulai bergerak-gerak, tetapi dua kaki panjang yang biasa dipakai untuk melompat masih menekuk rapat dan tak bergerak, sekarang tinggal ekornya saja yang belum keluar.
Photo 8 (Tahap 8) |
Ini adalah proses yang lebih lama daripada proses sebelumnya, karena tubuh baru tampaknya seperti sedang istirahat sejenak, lalu keempat kaki pendek tersebut bergerak-gerak untuk mencari pegangan.
Photo 9 (Tahap 9) |
Photo 10 (Tahap 10) |
Dan berikutnya dengan berpegangan dia menarik semua ekornya dari cangkang lama dan lepaslah semua tubuh tersebut dari cangkang kulit yang lama. Cangkang kulit masih tetap menempel di tempat semula, tetapi tubuh baru yang lebih hijau segar sudah bertengger di tempat lain.
Photo 11 (Tahap 11) |
Kedua sayapnya tampak seperti kelopak bunga yang belum mekar, melengkung layu, ke dua kaki panjang mulai bergerak-gerak. “ Sempurna, ajaiblah Tuhan, Tuhan Maha ajaib, karya-Mu sempurna ! “
Maaf photo-photo di atas saya sajikan sekedarnya tanpa editing lebih lanjut, tanpa cropping dan hanya diatur level dan kontrastnya saja, lalu saya resize supaya ukuran filenya tidak terlalu besar. Yang terutama adalah detailnya masih kelihatan jelas dan natural, semoga tetap berkenan.
Demikianlah cerita singkat tentang belalang mlungsungi (ganti kulit) ini, saya tuliskan dengan segala kekurangan dan kesederhanaan saya, semoga berguna bagi kita semua. Amin.
Salam jepret-strike mantaaab !
Oleh :
Admin. Mancing Kutuk Gabus