Yang terutama adalah “ Spot / Lokasi “
Spot / lokasi mancing kutuk |
“Mereka semua itu belum lulus, mereka semua kelihatan bisa karena selalu trip di lokasi yang bagus“ Ini adalah ucapan dari sang Maestro kutuk, Cak Martin Bogank, yang ditujukan kepada kami, beberapa tahun yang lalu, saat kita semua baru menekuni mancing kutuk dengan teknik casting umpan percil (anak katak). Ucapan itu membangkitkan semangat kami untuk terus maju dan lebih giat lagi mempelajari mancing kutuk sesuai teknik yang beliau ajarkan kepada kami, hingga akhirnya Cak Martin mau mengakui sendiri dan menyatakan lulus kepada kami, saat trip bersama di tambak Bendo.
Tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan jumlah pemancing yang tergabung di Mancing Kutuk Gabus yang semakin banyak, lebih dari 75 orang (yang tercatat), akhirnya situasinya sekarang menjadi berbeda. Lokasi (spot) menjadi yang terutama sekarang, artinya, kalau dulu mencari lokasi adalah hal yang mudah, maka kemampuan mancing menjadi sebuah ukuran.
Sekarang berbeda. Kemampuan mancing, seperti mengkontrol umpan, akurasi lemparan, dll sudah bukan lagi menjadi ukuran, karena memang semuanya sudah rata-rata ahli dalam hal itu. Justru kemampuan mencari lokasi (spot) lah yang sekarang ini menjadi yang terutama. Siapa yang terus saja memiliki lokasi yang bagus pada saat trip, itulah yang terus mendulang sukses pada saat trip dan tidak mengalami galau.
“ Percuma kita pandai memainkan umpan, kalau yang kita kontrol sana-sini cuma air dan ganggang, percuma kita bisa melempar umpan jauh-jauh dan akurat, kalau yang kita lempari hanyalah bangeran (tumpukan rumput), akhirnya kalau lama nggak dapat malah kayak orang blo’on, haa..haa..haa ! “, kata Cak Dikin sambil ngakak.
Karena demikian sulitnya mencari spot yang bagus akhir-akhir ini, Cik Poo mengatakan, “ Kalau kita mau omset saat trip, kita harus menjadi manusia semak-semak ! “.
Cak Har, menjadi manusia semak demi monster |
Artinya, kalau kita cuma trip di lokasi yang mudah dijangkau pemancing-pemancing lain, maka hasilnya kemungkinan besar galau, karena lokasi-lokasi tersebut tiap hari, pagi-sore, sudah diacak-acak pemancing-pemancing secara bergilir, kutuk-kutuknya ludes habis, kalau toh ada, pun kutuknya bocok (tidak mau makan).
Cak Dikin punya jurus tersendiri menghadapi situasi yang seperti ini, “ Mancing jangan seperti ayam angkrem (menetaskan telurnya), kalau sudah dapat satu lokasi, terus berhari-hari di satu lokasi itu saja, akhirnya kalau sudah habis bingung, tidak tahu mana-mana ! “.
Cak Dikin & Teguh, selalu omset. |
Harus kita akui bersama, pemancing kita yang satu ini, memang paling lincah, hampir tidak pernah galau pada saat trip, dan sepertinya tidak pernah kehabisan spot. “ Itulah sebabnya mengapa Ryan Berkongkong terus lengket kayak perangko dengan Cak Dikin, huoo….hooo..ho ! “, kata Cik Poo sambil tertawa.
Apakah situasi seperti ini menyurutkan minat dan hasrat para tim pemburu kutuk di Mancing Kutuk Gabus ?
Oh tidaaaakkk ! Justru makin asyik, seperti main game yang harus menyelesaikan stage demi stage, hari demi hari.
Oleh:
Admin. Mancing Kutuk Gabus