Tampilkan postingan dengan label Journey. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Journey. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 Januari 2016

Trip minggu kedua th.2016 - Mulai asyik

Mulai asyik

Mulai asyik.

Setelah sekian kali mencoba eksplorasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya, dan hasilnya, “ cuman gitu-gitu doank “ kali ini Mancing Kutuk Gabus mulai menemukan titik terang, semua peserta yang ikut dalam trip kali ini, Minggu 10 Januari 2016, boleh tertawa lepas, semuanya berhasil hook up dan tidak ada satupun yang galau. Meskipun ukurannya masih brosok (kecil dan sedang), tetapi karena frekwensi gondholannya rapat dan bertubi-tubi, itu sudah lebih dari cukup untuk merangsang adrenalin, membuat kita semua “ketawa-ketiwi” berkali-kali.


Abah Eric, Anwar Kakak, Cik Poo dan Pakipunk di Tambak Glagah Ombo


“ Huuooo ho…ho…huoo…ho..ho ! “ entah berapa kali suara ketawa keras dan khas ini berkumandang dari bawah pohon Sono, di pinggiran tambak sebelah barat. Semuanya tentu hafal dengan suara ketawa yang satu ini, membuat jari-jemari seakan tremor dan nggeregeli, lemparan jadi kacau balau tak terarah, bail arm beberapa kali nggeplak, percil lepas sia-sia, dan memasang percil pun jadi gemetaran dan berkali-kali lepas.

“ Selamat pagi Cik Poooooo…….! “, teriak Anwar Kakak dengan iramanya yang khas juga, dari sebelah timur, saya yakin itu untuk mengendorkan urat syaraf, biar tidak terpengaruh dan ikutan tremor.

Begitulah mancing bersama, meskipun sudah punya jam terbang tinggi, tetapi kalau sudah ketemu dengan lokasi yang fresh dan “muantab”, syndrome itu akan selalu ada.

Ini adalah signal yang baik untuk trip-trip berikutnya di awal th.2016. Besar kemungkinan bahwa di sekitar lokasi tambak ini (Tambak glagah ombo – Kedung Peluk) penyebaran ikan gabus / kutuk mulai ada dan merata.

Mancing Kutuk Gabus di Tambak Glagah Ombo - Kedung Peluk


“ Dua bulan lagi kita ke sini muantab Pak ! “, kata Pakipunk.

“ Waduh kelamaan itu Pak, Minggu depan saja ya….! “, jawab Abah Eric.

“ Aku ikut ....aku ikut…aku ikut…huoo..ho..ho..ho ! “, kata Cik Poo.

-bersambung-

Oleh :
Admin. Mancing Kutuk Gabus


Minggu, 24 Agustus 2014

Catatan dan Dokumentasi Lomba Mancing Kutuk 2014

Lomba Mancing Kutuk 2014 (Seri 2)

Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rachmat-Nya kepada kita semua, dengan terselenggarakannya Lomba Mancing Kutuk 2014 (Seri 2), Minggu 24 Agustus 2014, jam 5.00 s/d 08.00 WIBB, di Tambak Rangkah – Sidoarjo.

Dalam rangka ikut memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 69, komunitas Mancing Kutuk Gabus mengadakan lomba mancing kutuk untuk meningkatkan kemampuan teknik memancing dan mempererat kerukunan dan tali persaudaraan antar sesama pemancing.

Peraturan Lomba :
1.   Pemenang adalah ikan kutuk hasil memancing pada saat lomba, yang ditimbang berdasarkan bobot terberat.
2.      Menggunakan umpan kodok percil asli sebagai umpan.
3.      Posisi mata kail pada mulut ikan.
4.      Masing-masing peserta mengajukan 1 ikan kutuk hasil pancingannya untuk ditimbang.
5.    Peserta tidak diperkenankan membawa tas dari karung plastic (glangsing) untuk tempat ikan, disarankan membawa kepis transparan untuk tempat ikan.
6.      Ikan kutuk yang diajukan untuk ditimbang adalah menjadi milik Panitia.
7.      Keputusan Panitia tidak bisa diganggu-gugat.

Hadiah Lomba :
1.      Juara 1 = Rp.1.000.000,-
2.      Juara 2 = Rp.500.000,-
3.      Juara 3 = Rp.250.000,-
4.      Juara 4 = Rp.200.000,-
5.      Juara 5 = Rp.150.000,-
6.      Juara 6 = Rp.100.000,-

Biaya pendaftaran : Rp.10.000,-

Tempat pendaftaran : Cak Sambun – Pos Sekawan Anggun, Bumi Citra Fajar - Sidoarjo.

Daftar peserta Lomba Mancing Kutuk 2014 yang hadir pada saat Lomba :
01.  Cak Pri
02.  Anwar Kakak
03.  Harijanto
04.  Christian
05.  Teguh
06.  Irul
07.  Gus Salam
08.  Klunthing
09.  Caca
10.  Sugeng
11.  Martin Bogank
12.  Kholis
13.  Paidi
14.  Dayat Kutuk
15.  Sami’an
16.  Ryan Kacong
17.  Nero Anz
18.  Kliwon
19.  Winarto
20.  Satrio
21.  Sodikin
22.  Ibnu
23.  Budi Corong
24.  Solikan
25.  Yuwono
26.  Sutris
27.  Bang Aceh
28.  Agus
29.  Cak Bagong (Mamat)
30.  Irwanto
31.  Rochman
32.  Kowik
33.  Jempol
34.  Abid
35.  Pendik
36.  Cikut
37.  Bendol
38.  Narso Tofa
39.  Yudi
40.  Kipli
41.   Koh Hwat
42.   Asep
43.   Fariz
44.   Joko
45.   Sambun
46.   Eddi
47.   LB

Para peserta Lomba berfoto bersama sebelum Lomba


Juara Lomba Mancing Kutuk 2014 (Seri2)

Berdasarkan berat ikan yang ditimbang oleh Panitia, dengan disaksikan oleh seluruh peserta Lomba, dengan ini Panitia Lomba Mancing Kutuk 2014 memutuskan :

1.       Juara 1 : Cak Pri ( Berat Ikan : 1,75 kg )

Abah Eric menyerahkan hadiah I kepada Cak Pri (Juara 1- Lomba Mancing Kutuk 2014)


Gus Salam (Juara 1 Lomba Mancing Kutuk 2013) menyerahkan set alat pancing
kepada Cak Pri sebagai ucapan selamat dan sportifitas.
(Acara ini akan diagendakan pula untuk lomba-lomba berikutnya)

2.       Juara 2 : Martin Bogank ( Berat Ikan : 1,45 kg )

Abah Eric menyerahkan hadiah kepada Cak Martin Bogank (Juara 2 - Lomba Mancing Kutuk 2014)

3.       Juara 3 : Irul ( Berat Ikan : 1,37 kg )

Abah Eric menyerahkan hadiah kepada Irul (Juara 3 - Lomba Mancing Kutuk 2014)

4.       Juara 4 : Budi Corong ( Berat Ikan : 1,30 kg )

Cak Sambun menyerahkan hadiah kepada Budi Corong (Juara 4 - Lomba Mancing Kutuk 2014)

5.       Juara 5 : Solikan ( Berat Ikan : 1,27 kg )

Cak Sambun menyerahkan hadiah kepada Solikan (Juara 5 - Lomba Mancing Kutuk 2014)

6.       Juara 6 : Ryan Kacong ( Berat Ikan : 1,24 kg )

Cak Sambun menyerahkan hadiah kepada Ryan Kacong (Juara 6 - Lomba Mancing Kutuk 2014)


Ucapan terima kasih :
Atas terselenggarakannya Lomba Mancing Kutuk 2014 (Seri 2), kami semua di Mancing Kutuk Gabus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.       Abah Eric (Ery Prawardhana) – Promotor Lomba
2.       Seluruh anggota Panitia Lomba Mancing Kutuk 2014
3.       Bpk. Budi – Pemilik Tambak tempat Lomba
4.       Bpk. Doly – Pengelola / penjaga Tambak tempat Lomba
5.       Seluruh Peserta Lomba.


Para peserta yang masih tinggal seusai acara penyerahan hadiah, berfoto bersama Panitia Lomba.


Seluruh pemancing di Mancing Kutuk Gabus mengucapkan selamat dan sukses kepada para Juara Lomba Mancing Kutuk 2014, “ Anda semua memang layak menjadi juara………mantaaabbb ! “

Oleh :

Admin. Mancing Kutuk Gabus

Rabu, 28 Mei 2014

Kembali lagi ke Prasung - " Harinya Christian "

Kembali lagi ke Prasung
" Harinya Christian "


Christian penasaran dengan cerita rekan-rekan tentang tambak Prasung, lebih dari 25 kg kutuk berhasil kami naikkan setiap kali kita trip di sana. Trip pertama kami empat orang menaikkan lebih dari 25 kg, dan trip yang ke dua kemarin, kami 5 orang menaikkan kurang lebih sama dengan trip yang pertama.

“ Nggak ke Prasung lagi ta, sekarang ? “, katanya pagi itu di pos Sekawan Anggun sebelum berangkat mancing.
“ Ya sudah lembut, kena segitu banyaknya, tinggal sisa-sisa Christ ! “, Cak Dikin menjawab Christian.
“ Ndak apa-apa, aku cuma pingin tahu tempatnya. “, desak Christian lagi.
“ Ya  wis terserah kamu, ndak ikut Cak Dikin saja ta, Cak Dikin punya tempat baru lagi yang joss katanya ? “, bujuk saya kepada Christian.
“ Ke Prasung saja Cak Har, aku juga ikut, aku juga pingin tahu lokasinya ! “, kata Cak Kliwon, yang juga penasaran dengan cerita rekan-rekan di tim Mancing Kutuk Gabus.

Akhirnya kami bertiga, saya, Christian dan Cak Kliwon pagi itu berangkat ke Prasung, sedangkan Cak Dikin dan Ryan Berkongkong tetap dengan rencana mereka semula.

Di tengah perjalanan, kami berhenti sejenak di warung untuk membeli oleh-oleh buat Pak Yadi, 4 bungkus rokok,  kopi bubuk dan gula pasir. Kami sengaja tidak lewat jalan raya, tetapi mencoba jalan pintas lewat tambak Singkil.

Setibanya di lokasi, saya sengaja ngobrol dulu agak lama dengan Pak Yadi dan tidak langsung mancing, sengaja membiarkan Christian dan Cak Kliwon untuk mencari spot terlebih dahulu, saya ingin tahu apakah mereka berdua masih bisa menemukan spot bagus di tempat itu, karena ini adalah trip kami yang ke tiga di tambak tersebut.

Seperti kita ketahui bersama, salah satu hal yang membedakan antara para pemancing baru dan pemancing senior di tim Mancing Kutuk Gabus adalah dalam hal kemampuan mereka untuk mencari spot mancing, yaitu kemampuan mereka untuk mendeteksi gerakan-gerakan kutuk di dalam tambak. Semua orang di tim Mancing Kutuk Gabus bisa mancing, tetapi tidak semua pemancing bisa mencari sendiri spot yang bagus untuk mancing, hanya para senior dan beberapa junior tertentu yang punya kemampuan lebih untuk mendeteksi gerakan-gerakan kutuk di dalam air. Mereka berdua ini termasuk pemancing lama di tim Mancing Kutuk Gabus, saya tetap yakin mereka berdua akan menemukan spot mereka sendiri-sendiri di tambak itu, meskipun ini sudah trip yang ketiga, bagi saya terutama, di tempat itu.

Lagi-lagi Christian memang luar biasa, 17 ekor kutuk, satu diantaranya monster 1,2 kg berhasil masuk ke dalam kepisnya, kurang lebih 5 kiloan kalau ditimbang.


Christian di Tambak Prasung

“ Siapa bilang cuma tinggal sisa-sisa ? “, katanya sambil tertawa bangga.


Christian dan kutuk-kutuk perolehannya di Tambak Prasung

Cak Kliwon dan saya hampir sama, menaikkan beberapa ekor, kurang lebih masing-masing 3 kiloan kalau di timbang.
“ Wah wah wah, harinya Christian rupanya, kamu mancing di sebelah mana Christian ? “, tanya Cak Kliwon.
“ Paginya di sekitaran glagah-glagah, terus matahari naik pindah nyari tempat yang teduh ke pohon-pohon bamboo itu ! “, jawab Christian.
“ Jaaagooaaan ! “, jawab Cak Kliwon sambil tertawa.

Oleh:

Admin. Mancing Kutuk Gabus

Jumat, 23 Mei 2014

Kembali ke Prasung - Trip keberuntungan

Kembali ke Prasung
 Trip keberuntungan


Tambak di daerah Prasung - Sidoarjo.


Pagi masih terlalu gelap ketika kami berempat tiba di Prasung, Ryan Berkongkong yang sudah tidak sabar ingin segera masuk ke lokasi tambak, terus saja di depan dan jauh meninggalkan kami di belakang, untung saja berhenti sejenak sebelum menyeberang jembatan.
“ Cepetan Cak ! “, katanya kepada kami.
“ Sabar kong, ini masih terlalu gelap, percuma, ndak bisa lihat tenggakan ! “, jawab Cak Dikin.
“ Yang penting nyampek dulu, nanti kita bisa leyeh-leyeh di sana, ayo ! “, ajak Ryan berkongkong.
“ Ayo beli kopi dulu ke warung itu, sambil nunggu agak terang sedikit, baru kita masuk ! “ jawab Cak Dikin lagi.

Sepakat, lalu kami ke warung di sekitar itu, hanya satu warung itu saja yang buka pagi itu. Kami pesan kopi dibungkus 4 bh, lalu juga beberapa macam goreng-gorengan untuk bekal di tambak. Beberapa saat kemudian ada seorang lelaki tua berhenti juga di warung itu untuk membeli goreng-gorengan, rupanya untuk bekal juga ke tambak.
“ Mau mancing ke mana kok pagi-pagi sekali sudah berangkat ? “, tanya beliau kepada kami.
“ Masih belum tahu Pak, ini masih mau nyari lokasi. Barangkali Bapak pernah tahu, tambak mana ya Pak, yang banyak kutuknya ? “, jawab saya sekaligus tanya.
 “ Lho sampeyan ini mau mancing kutuk toh, pakai umpan apa ? “, tanya beliau lagi.
 “ Pakai percil Pak ! “, hampir serempak menjawab.
“ Ohhh, kalau gitu ikut saya, monggo mancing ke tambak saya saja ! “, ajak beliau kepada kami, mantab dan meyakinkan.

Singkat cerita akhirnya kami berempat, saya , Cak Dikin, Ryan Berkongkong, dan Ryan Kacong membatalkan rencana kami semula yang hendak trip kembali ke lokasi lama sesuai rencana kami malam sebelumnya, lalu mengikuti Pak Yadi (bapak tua tersebut) ke tambaknya.

Tambak-tambak di daerah Prasung memang luar biasa, hampir semua tambak banyak sekali kutuknya. Di tengah-tengah perjalanan menuju ke tambaknya Pak Yadi saja, berkali-kali kami digiurkan oleh bunyi tenggakan di sana-sini, dan berkali-kali pula kami memaksa Ryan Kacong untuk terus saja jalan dan jangan tergiur oleh tenggakan, supaya kita bisa segera sampai ke lokasi yang kita tuju.


Matahari terbit, di potret dari belakang gubug Pak Yadi


“ Wis, monggo sampeyan mancing, silahkan cari sendiri, habis-habiskan kutuknya, malah senang saya ! “, kata Pak Yadi setibanya di lokasi.

Tanpa membuang waktu kami segera berpencar mencari spot sendiri-sendiri, saya menaruh pantat di tukuan belakang gubug menghadap ke utara, mencoba eksplorasi di sekitar kolong-kolong tambak. Cak Dikin seperti biasa langsung lenyap entah ke mana, siangnya kami baru tahu bahwa dia menemukan spot di sekitar pohon-pohon bambu, menghadap ke barat. Ryan berkongkong mengikuti jejak Cak Dikin, tetapi berhenti di tempat yang ditanami sayur oleh Pak Yadi, casting di sekitar gelagah-gelagah (rumput-rumput tinggi yang tumbuh di tengah tambak). Ryan Kacong pertama casting berhadap-hadapan dengan saya, tetapi berikutnya berkali-kali pindah ke lokasi lain, mengikuti tenggakan-tenggakan.

Hasilnya luar biasa, semuanya dapat omset yang hampir sama banyaknya, tak ada satupun pemancing yang galau saat itu.

“ Muantab hari ini ya, saya lempar ke mana saja nggondhol ! “, kata Ryan Kacong.
“ Uohh muantab, sayang sekali saya banyak yang gagal Cak, saya malah banyak yang gagal dari pada yang kena. “, kata Ryan Berkongkong.



Ryan Berkongkong memperlihatkan kutuk-kutuknya

Cak Harijanto dan kutuk-kutuknya

“ Coba kalau kita tadi tidak mampir dulu ke warung, bablas terus ngikuti kamu ? “, kata Cak Dikin kepada Ryan Berkongkong.
“ Besok ke sini lagi ta ? “, ajak Ryan.
“ Jangan besok lah, sungkan sama Pak Yadi, masak tiap hari, Minggu saja kita ke sini lagi. “, saran saya.
“ Ya wis, Minggu ya ? “.
“ Okey….. ha…ha..ha ! “, kami semua tertawa senang.

Oleh:
Admin. Mancing Kutuk Gabus.


Kamis, 01 Mei 2014

Christian, di Tambak Barangan

Christian di Tambak Barangan



Kamis, 01 Mei 2014, trip pagi ini terasa istimewa bagi saya, karena come backnya lagi Christian, setelah setahun lebih gantung stick. Rencana semula kami akan trip gabung dengan Sodikin, Ryan Berkongkong dan Kang Win ke tambak di daerah Prasung, namun karena bangun terlambat akhirnya saya memutuskan untuk tidak menyusul mereka ke Prasung, lalu cari lokasi yang dekat-dekat saja biar tetap bisa lihat tenggakan untuk memilih posisi spot. Kesiangan sedikit tenggakan-tenggakan kutuk biasanya agak reda, jadi lebih sulit untuk mencari keberadaan kutuk di tambak.


Seperti yang pernah saya katakan, ibarat orang yang belajar naik sepeda, atau orang yang belajar berenang, sekali bisa akan selalu bisa, dan tak akan pernah lupa. Begitu juga mancing kutuk dengan teknik casting umpan percil, siapapun orangnya yang pernah belajar lalu bisa, akan seterusnya bisa dan tak akan pernah lupa caranya. Dan ini dibuktikan oleh Christian pagi ini pada trip perdananya di Tambak Barangan.



Christian, strike di Tambak Barangan



Tambak Barangan - Sidoarjo


“ Dapat berapa Christian ? “, tanya seorang pemancing dari Surabaya, Mas Rudy Kurniawan.

“ Lima ! “, jawab Christian.


“ Wah Mantaaaab ! “, puji Mas Rudy Kurniawan. 


Oleh :
Admin. Mancing Kutuk Gabus

Minggu, 01 Desember 2013

Trip Sabtu dan Minggu

Trip Sabtu dan Minggu


Nonton Cak Nis dadak ganggang
Sabtu, 30 Nopember 2013

Masih penasaran dengan banyaknya tenggakan yang ada di tambak Rangkah, saya memutuskan untuk kembali trip ke sana, Cik Poo dan Cak Kliwon ikut serta, malahan mereka sudah tiba lebih dulu sebelum saya. Sesampainya di lokasi, saya disambut Cak Danis, yang lagi marah-marah karena beberapa masalah, pertama tentang pintu pagar yang rusak, entah kenapa, yang jelas bukan karena tim Mancing Kutuk Gabus. Yang lebih utama lagi adalah karena morat-maritnya ganggang yang kemarin sudah ditata rapi, karena diterjang angin, sorenya. 

“ Lha opo Kang kok ngomel-ngomel dhewe ? “, tanya saya.
“ Waduh Oooom, punggung rasa pegalnya belum hilang karena dadak ganggang kemarin pagi, ehh sorenya diterjang angin lagi, lihat…morat-marit lagi seperti itu. “, jawab Cak Nis.
“ Memang waktunya angin Kang, mestinya ditancapi tonggak-tonggak biar tidak geser kalau angin ! “, saya coba memberi saran.
“ Sampeyan itu gimana, yo sudah Om, tetap gak kuat, tonggaknya rubuh semua, angin segitu lamanya, lama-lama ya rubuh Om. “, jawab Cak Nis.
“ Kutuk-kutuk’e pancet nenggak-nenggak Kang ? “, tanya saya.
“ Tetap, lha itu bolo-bolo sampeyan mancing di kedok lor (kolam utara), sampeyan coba ke sana lho !“, jawab Cak Nis.

Saya tidak menuruti Cak Nis untuk nyusul teman-teman di kedok lor, tetapi saya casting di sekitaran gubuk, sambil ngobrol dengan Cak Nis. Kurang lebih dua puluh kali lemparan saya berhenti, stick pancing saya sandarkan di gubuk, saya mengeluarkan kamera, mengutak-atik fiture-fiturenya, dan sesekali saya jepretkan ke sembarang sasaran, saya lihat hasilnya, lalu saya hapus lagi, begitu berulang-kali. Mendengar Cak Nis berkeluh kesah tentang bagaimana susahnya merawat dan mengatur tambak membuat gairah mancing saya drop, hati ini terasa iba mendengarnya. Apalagi melihat kondisi air yang tetap saja banger seperti hari-hari sebelumnya, ditambah lagi dengan kacau balaunya ganggang akibat angin kemarin sore, percil saya berkali-kali nyangkut dan kebungkus ganggang.

Cik Poo dan Cak Kliwon casting  di kedok sebelah utara, meski jauh tapi tetap kelihatan dari gubuk, tampaknya mereka cuma melempar-lempar terus, tidak pernah kelihatan strike. Saya tetap bermain-main dengan kamera, ada satu gambar yang saya biarkan tetap tersimpan, tidak saya hapus, ini :


Telur Keong Mas

“ Cak Nis, sampeyan ndak dadak ganggang lagi to ? “, tanya saya kepada Cak Nis.
“ Iyo Om, sebentar lagi….airnya masih dingin, siangan dikit, biar tidak kedinginan, ada apa to ? Sampeyan kalau mau mancing monggo ! “, jawabnya.
“ Sampeyan dadak Cak Nis, saya photo ! “, kata saya.
“ Sampeyan iku lak uonok-onok wae Ooom ! “, jawab Cak Nis.

Beberapa saat kemudian Cak Nis beranjak meninggalkan saya, untuk mulai dadak ganggang, saya pun segera menyiapkan kamera. “ Duh Gusti, segini morat-maritnya saya kerjakan sendiri, yok opo carane?”, keluh Cak Nis lagi, saat mulai mencelupkan kakinya ke tambak. 


Cak Danis mulai dadak ganggang

Berikutnya Cak Nis mulai ndadaki ganggang, dengan cekatan dan tanpa ragu-ragu, pertanda ahli di bidangnya, beberapa kali saya jepret dengan kamera, dia tertawa dan sesekali beracting juga.


Cekatan dan tanpa ragu-ragu


" Wah podo karo latihane tai chi master Cak Nis, yo ha....haa..haa ? ", gurau saya.


Tai chi sambil dadak ganggang

" Sampeyan Ooom, guyon thok ora mbantu, melu nyemplung rene lho...haa..haa.ha ! ", jawab Cak Nis.
" Sepurane Cak Nis, aku yo ndak kuat adem kok,...lha.la..iku jurus tai chi nomer piro Cak Nis, haa...haa..haa ? ", gurau saya lagi.


Cak Danis " cekatan "


" Sehabis didadaki begini, besok kutuknya mudah-mudahan mau ngondhol Om, coba besok sampeyan mancing lagi ke sini ! ", kata Cak Nis.


Singkat cerita, trip hari ini tentang kutuk saya galau, tetapi saya sangat senang bisa bersenda-gurau dengan Cak Nis, bisa menghibur Cak Nis, dan bisa menemani dan menyemangati Cak Nis melawan morat-maritnya ganggang yang harus diaturnya sendirian. 

Lagi di tambaknya Cak Wajib
Trip Minggu, 1 Desember 2013

Seperti yang sudah kami rencanakan sebelumnya, pagi ini saya, Cik Poo, dan Cak Kliwon trip ke tambak yang dikelola oleh Cak Wajib, pesertanya tambah satu orang lagi, Narso Tofa. Malamnya dia sms saya, yang isinya, bla…bla…bla..tidak masuk akal semua. Pakai nomer im3 yang baru untuk menyamarkan, tetapi saya tetap tahu ini pasti dari dia, sesuai kebiasaannya.

Saya balas dengan singkat “ opo ! “.
Dia sms lagi “ besok pagi ke mana, boleh ikut nggak, bolomu sing elek iki ? “,
Saya jawab lagi lewat sms pula, “ boleh, tapi ojo ngisin-ngisini ! “
“ Ora –ora ! “, tulisnya.
“ Yo wis nek ngono, meluoo ! “, tulis saya lagi.
“ Nok endi ? “, tulisnya lagi.
“ Wis ta la ! “, jawab saya.

Begitulah, paginya kita semua trip berempat di tambak Rangkah, tambak yang dijaga dan dikelola oleh Cak Wajib, yaitu saya, Cik Poo, Cak Kliwon, dan sahabat lama saya yang sekarang berdomisili di Krian - Sidoarjo, Narso Tofa.

Namanya juga pemancing lawas, apalagi mantan tukang sengget, haa…..haa…haa, tiga kali lemparan langsung strike.


Narso Tofa
“ Lha kalau begini ini namanya ndak ngisin-ngisini…haa…haa ! “, gurau saya.


Narso Tofa masih bisa


Selang beberapa saat kemudian Cik Poo strike juga, yang istimewa kali ini yang naik monster ( kutuk di tambak dengan berat lebih dari 1 kg, kami sebut monster, seperti yang pernah ditulis oleh sodikin tentang berburu monster ).


Cik Poo Strike monster 1,2 kg

Ini adalah hari kedua Cik Poo gabung kembali dengan acaranya Mancing Kutuk Gabus, setelah sekian waktu absen dari trip, karena sibuk kerja di Pamekasan – Madura, musim tembakau beberapa waktu yang lalu. Cik Poo memang kerja dibidang itu.


Cik Poo strike monster di tripnya yang kedua (trip musim hujan tahun ini)


Meskipun tak ada yang monster, Cak Kliwon tetap omset pagi ini, cuma saya satu-satunya peserta yang tetap saja galau seperti kemarin, tetapi tidak masalah, yang penting hati ini tetap senang dan terhibur, dan tidak merasa galau. " Dan yang penting lagi tetap dapat gambaarrrrr, huooo...hoo...hoo ! ", kata Cik Poo.

“ Terus sekarang siapa yang ngisin-ngisini, hee ? “, tanya Cak Tofa di depan saya, Cik Poo, dan Cak Kliwon. 
" Biasa Nar, lakon iku kalah ngarep menang mburi,....haa....haaa..ha ! ", jawab saya.

Oleh :
Admin. Mancing Kutuk Gabus