Sabtu, 24 Maret 2012

Trip Reuni dengan Pemancing2 Lawas

Trip Reuni dengan Pemancing2 Lawas


Trip Mancing Kutuk Gabus kali ini Minggu 25 Maret 2012 minim peserta, sehubungan dengan libur panjang di akhir pekan ini, hanya 2 tim yang dibentuk hari ini dan trip secara terpisah di dua lokasi, namun terasa istimewa karena hadirnya kembali tokoh2 pemancing yang sudah lama absen oleh karena kesibukan masing2 personil di tempatnya bekerja. Seperti yang sudah pernah ditulis sebelumnya, musim hujan memang menjadi musim bergabungnya kembali pemancing2 lawas (lama) di tim Mancing Kutuk Gabus.

          Berdiri dari kiri : Cak Kliwon, Sodikin, Adam, Cik Poo, Dayat        
   Duduk : Christian, Aries kontraktor





Untuk bisa ikut trip di Minggu pagi ini, mereka yang dari luar kota, sudah tiba sehari sebelumnya di Sidoarjo, karena seperti biasa, di hari Minggu, Mancing Kutuk Gabus berangkat lebih awal dari hari2 lainnya, demikian juga waktu trip lebih panjang, mancing sepuas2nya - mumpung liburan.


Mereka, yang lama absen dan kini hadir kembali

Cak Kliwon
Cak Kliwon, bergabung dengan Mancing Kutuk Gabus tiga tahun yang lalu, mantan pemancing medan bebas, yang sudah lama menggeluti mancing kutuk di sungai2, rawa2, dan tambak2 di daerah Sidoarjo, dengan segudang pengalaman tentang kutuk, dan banyak sekali catatan " Strike Monster Kutuk ".







Aries Kontraktor
Aries Kontraktor, anggota Mancing Kutuk Gabus asal Madiun - Jawa Timur, meskipun senantiasa berpindah2 tugas dari kota yang satu ke kota lainnya, namun tetap saja menyempatkan diri untuk bergabung dengan tim, terutama di hari libur. Bergabung pertama kali dengan tim, tiga tahun yang lalu, saat bertugas di Sidoarjo, pada proyek pembangunan Rumah Susun, langsung kecanduan sampai sekarang.




Dayat Kutuk - Strike
Dayat Kutuk, sebenarnya adalah cikal bakal Mancing Kutuk Gabus, karena dari tokoh mancing inilah, sebagian besar anggota Mancing Kutuk Gabus mendapatkan pengetahuan dan pelajaran langsung mengenai mancing kutuk dengan teknik casting / popping menggunakan umpan percil (anak kodok).






Bagi pemancing2 lawas seperti mereka ini, meskipun lama dan jarang casting, namun hanya butuh waktu beberapa saat saja untuk beradaptasi , berikutnya mereka sudah kembali seperti tak ubahnya pemancing2 aktif lainnya, hanya terlihat agak rikuh ketika harus berjalan dan bergerak di medan yang becek2 dan yang kotor, kemudian memilih posisi yang mudah2 saja, dan yang teduh.


Cak Dayat dan kutuk2nya

Bagi mereka yang sudah pernah belajar, lalu bisa dan mahir, mancing kutuk dengan teknik casting menggunakan umpan percil ibarat orang yang pernah belajar naik sepeda, ataupun orang yang pernah belajar berenang, lalu bisa dan lancar, akan terus bisa dan tidak akan pernah lupa caranya, kalau toh kurang lancar, hanya butuh waktu sekejap untuk beradaptasi, dan berikutnya lancar kembali. 



Oleh :
Admin. Mancing Kutuk Gabus

Stroke - Sembuh total dengan Mancing Kutuk Gabus

Stroke - Sembuh total
dengan Mancing Kutuk Gabus



Kisah nyata ini benar2 terjadi dan dialami oleh seorang anggota Mancing Kutuk Gabus, dan ditulis sebagai ungkapan rasa syukur Kang Winarto kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menjawab semua doa dan perjuangan Kang Win menghadapi penyakit stroke yang dideritanya selama ini. 


Empat tahun yang lalu, stroke ringan menyerang tubuhnya, dan Kang Win harus menginap beberapa hari di RSUD Sidoarjo, namun sekeluar dari Rumah Sakit tersebut, Kang Win tetap segar bugar, seolah tidak pernah terjadi apa2. Kang Win tetap beraktifitas seperti biasa, bekerja, main ping pong, sepak bola, lari pagi, dan lain2. Bahkan Kang Win sepertinya merahasiakan kejadian itu, sehingga hanya kerabat dan tetangga dekat saja yang tahu, kalau Kang Win habis menginap di Rumah Sakit karena terserang stroke. Saran dan peringatan dokter agar Kang Win menjaga makanan, berhenti merokok, minum kopi, dan lain2 pun tidak dihiraukannya, Kang Win yang humoris, gaul dan ramah namun mudah marah ini, yakin dengan kondisi fisiknya yang prima.

Dua tahun kemudian, stroke kembali menyerang Kang Win, dan kali yang kedua ini lebih parah, Kang Win harus dirawat beberapa minggu di Rumah Sakit, setengah bagian tubuhnya sulit digerakkan, untuk bicara saja sulit, terbata2 dan tidak jelas. Tak ada yang perlu dirahasiakan lagi, Kang Win sakit, semua kerabat, tetangga, dan sahabat Kang Win datang menjenguk. Kang Win yang masa kecilnya jagoan berantem ini, kini harus terbaring lemah menghadapi stroke, di usianya yang masih potensive - 45 th, di tengah2 usahanya yang mulai berkembang.

Kali ini jelas ada perbedaan pada diri Kang Win, setelah pulang dari Rumah Sakit. Kaki kanan masih terasa sulit digerakkan, sehingga jalan harus agak lambat setengah menyeret kaki sebelah kanan , tangan kanan juga lamban dan seringkali terasa kesemutan, bicara pun demikian, agak susah dan terbata2. 

Kang Win tak mau menyerah begitu saja dengan nasib, berbagai upaya pengobatan dilakukannya, anjuran dan saran2 dokter kali ini diperhatikannya. Berbagai macam obat alami, saran dari semua orang diturutinya, demi kesembuhan, seperti ekstrak mengkudu, buah belimbing, minyak dan daging ikan kutuk / gabus, dan lain2. Minyak ikan kutuk menjadi favorit Kang Win, khasiatnya begitu nyata setelah dikonsumsi, rasa kesemutan di tangan kanan terasa berkurang, badan terasa lebih segar dan fit setelah meminumnya. Perlahan2 kondisi tubuh Kang Win mulai membaik.

Dokter menyarankan agar Kang Win terus melatih tangan dan kakinya, dengan  olah raga ringan, seperti jalan2 pagi dan senam. Saat itulah Kang Win mulai tertarik dengan aktifitas Mancing Kutuk Gabus. Kang Win yang semenjak muda memang suka menyatu dengan alam ini, mulai ikutan jalan2 dengan tim Mancing Kutuk Gabus. Awal mulanya hanya jalan2 pagi menikmati udara segar sambil melihat matahari terbit dan pemandangan pagi di tengah tambak, agar fikiran jernih dan segar. Membasahi tubuh dengan embun, kemudian menghangatkan tubuh dengan sinar matahari pagi. Berkali2 anggota Mancing Kutuk Gabus yang lain harus menuntun Kang Win, saat berjalan di parit2 tambak dan di tempat2 sulit lainnya, kala itu.


Kang Win ( di tengah2 ) tim Mancing Kutuk Gabus - tambak Kedung Peluk


Waktu terus berjalan, tak terasa setahun sudah Kang Win menjadi bagian dari tim Mancing Kutuk Gabus, kalau dulu hanya jalan2, kini ikut2an pegang senjata. Kalau dulu jalan saja harus dituntun, kini sudah aktif bergerak dari satu tambak ke tambak yang lain, lewat parit2 tambak. Kalau dulu berangkat dibonceng, kini sudah bawa kendaraan sendiri, bahkan sudah pernah kecebur tambak, " ini bukti kalau  saya sudah sembuh ha....haa..ha ! ", katanya, saat itu. 

Kang Win sembuh dari stroke, belum diteliti secara medis oleh karena apa, apakah karena minyak ikan kutuk, ataukah buah mengkudu. Apakah karena embun pagi, atau matahari pagi. Apakah karena jalan2 pagi menghirup udara segar, atau karena aktif melempar dan menggulung reel pancing saat casting. Apakah karena nikmatnya daging kutuk, atau karena senangnya hati tatkala umpan disantap kutuk.

Semuanya tentu berkaitan, mulai dari perawatan dokter, obat2an, terapi dan upaya penyembuhan lainnya, yang lebih penting lagi ialah semangat dan dukungan dari isteri dan keluarga Kang Win, yang dengan sabar dan kasih, terus  melayani, menyemangati dan mendukung perjuangan Kang Win menghadapi stroke yang dideritanya, hingga mendapatkan kesembuhan.

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menjawab semua doa dan usaha Kang Win, yang dengan caranya yang ajaib telah mendirikan mujizat di tubuh Kang Win, Mancing Kutuk Gabus menjadi saksi dari semuanya. Amin.



Oleh :
Admin. Mancing Kutuk Gabus  

Kamis, 22 Maret 2012

Akhirnya semua yang kami perjuangkan berhasil.

Pengukuhan Gelar dari Sang Maestro
di Tambak Bendo


Siapapun orangnya pasti senang dan bangga melihat semua yang diperjuangkan dalam hidupnya tercapai dan mendapat pengakuan dari orang lain, apalagi kalau pengakuan itu ikhlas keluar dari lubuk hati yang dalam, dari ahlinya sendiri. Semasa SMA dulu kami meluapkan kegembiraan kami tatkala dinyatakan lulus ujian terakhir dan mendapatkan ijazah. Pesta pora itu kami rayakan dengan berkeliling kota iring2an berkendaraan motor, tak lupa juga sambil tukar menukar baju seragam yang sudah ditanda-tangani bersama2 dengan spidol atau dengan cat semprot. Demikian pula bangganya tatkala kami bisa mengenakan baju toga dan berfoto di tengah2 keluarga kami. Semua itu adalah kenangan manis dan indah, yang takkan terlupakan sepanjang hidup kami.

Kalau di dalam dunia pendidikan formal, semua murid yang belajar dan berjuang keras, pasti akan berhasil lulus dan mendapatkan pengakuan dari institusi pendidikan itu berupa ijazah, tidaklah demikian di Mancing Kutuk Gabus. Semua pemancing tentu sudah berusaha keras untuk berhasil menguasai teknik2 dan serba-serbi tentang kutuk, sebagian besar dari kami telah membuktikan kemampuan itu dengan berbagai catatan strike yang terdata di Mancing Kutuk Gabus. Namun untuk mendapatkan pengakuan lulus dari sang Maestro " Cak Martin ", alias dedengkotnya pemancing kutuk tidaklah mudah. Berapapun monster yang sudah kami torehkan, demikian pula berapapun ekor kutuk yang sudah kami naikkan, tetap saja Cak Martin menganggap kalau kami belum lulus. " Semua kelihatan bisa, karena selalu trip di lokasi yang bagus ", demikian alasan dari sang Kakek Guru Mancing.  

Tak akan kami pungkiri, semua yang ada di tim Mancing Kutuk Gabus, belajar mancing dengan teknik casting / popping menggunakan umpan percil ini, dari Cak Dayat Kutuk, sedangkan Cak Dayat Kutuk belajar langsung dari Cak Martin, jadi boleh dibilang kalau kami adalah cucu muridnya Cak Martin. Oleh karena Cak Dayat adalah murid yang loyal kepada gurunya, akhirnya Cak Dayat pun berpendapat yang sama dengan Cak Martin, jadi kedua guru ini menganggap kami tetap saja belum bisa.

Bagi yang masih baru bergabung, semua itu bukanlah persoalan yang serius, namun bayangkan bagi yang sudah berguru dan malang melintang bertahun2, seperti Cak Dikin, Cak Harijanto, Cak Sambun, Cak Sakur, Pakipunk, dll, yang rata2 lebih dari 4 tahun casting, apalagi bagi Cak Dikin dan Cak Harijanto yang hampir tiap hari dan jarang mbolos. Andaikata belajar di dunia pendidikan formal, kedua pemancing ini pasti sudah lulus sarjana S1. 

Akhirnya penantian panjang itupun tiba, Tambak Bendo menjadi saksinya. Awalnya kami ingin menyaksikan ujian Cak Dikin oleh sang Maestro, namun karena usulan tim, Cak Harijanto dan Cik Poo diikutkan serta, jadi 3 murid lawan seorang kakek guru. 

Kang Winarto, Harijanto, Cik Poo, Cak Martin, Sodikin - trip di Tb. Bendo


Tambak Bendo dipilih karena memungkinkan keberadaan monster di sana, tambaknya luas, lebar dan panjang, dengan perairan yang dalam dan terang, sedikit ganggang jauh di tengah2nya, namun banyak rerumputan ( gelagah )  di sana sini, potensi kesulitan bagi pemancing, dan hanya pemancing yang bisa melempar jauh dan akurat saja yang memungkinkan berhasil casting di sana.

Hasilnya, 3 orang itu berhasil menaikkan total 11,5 kg kutuk, sedangkan sang kakek guru " Cak Martin " hanya 3,5 kg, akhirnya dengan senyum yang tulus dan ikhlas, Cak Martin mau mengakui dan menyatakan lulus kepada Cak Dikin, Cak Harijanto, dan Cik Poo, termasuk juga kepada rekan2 pemancing yang lain, meskipun tidak ikut diuji hari itu. Horeeeee.......!!!!

Cik Poo - Cak Harijanto - Cak Dikin

Dengan sportif dan kebesaran hatinya, Cak Martin mengadakan sedikit acara syukuran dengan mentraktir kami, makan " sego sambal (nasi sambal) " bersama di warung Cak Paidi, Lingkar Timur - Sidoarjo.


Pesta sego sambel di Warung Cak Paidi


Ada pertanyaan menggelitik dan menarik dari rekan2 tim Mancing Kutuk Gabus, yang tak pernah dijawab dan senantiasa dibelokkan pembicaraan kalau kami tanyakan langsung kepada orangnya," kalau kami semua murid2nya Cak Dayat, dan Cak Dayat itu  muridnya Cak Martin, lalu siapa gurunya Cak Martin sendiri ? ".

Karena tak pernah dijawab, akhirnya gosippun beredar dan bermacam2 dugaan muncul. Cak Pri bilang, " mungkin dia itu muridnya Semar....ha...haaa..haaa ! ". 
" Bukan Kang, ndak pernah saya baca Semar itu mancing ", kata Cik Poo.
" Siapa tahu dia belajar dari Kalap (siluman air perempuan), dia kan suka nyepi sendiri kalau popping ? ", kata Cak Dikin.
" Menurut Dayat, dia belajar dan menemukan teknik itu sendiri ", kata Cak Harijanto.
" Gak mungkin Kang, dari dulu umpan mainan kan sudah ada, mungkin dia sering kecanthol, terus kehabisan umpan, terus daripada pulang, nyari percil dan dipakai, dan ternyata bisa ", sahut Cak Pri lagi.
" Ah...nggak juga, dia itu kan suka baca komik silat, yaa mungkin saja belajar dari murid pertamanya Bu Kek Sian Su....", kata Pakipunk.
" Siapa Pak...? ", hampir berbarengan tanya.
" Bu Beng Nyaprut ! "
" Ha....haaa....haaa...haaa ", semua tertawa.


Oleh :
Admin. Mancing Kutuk Gabus
 

Jumat, 09 Maret 2012

Strike habis2 an di Tambak Rangkah


Strike habis2 an di Tambak Rangkah
oleh Pakipunk dan Cik Poo

Christian, Cik Poo, Pakipung berfoto bersama Cak Fadil

Semakin banyak peserta yang bergabung pada saat trip memang menjadikan suasana semakin meriah, namun di sisi lain ada persoalan baru sebenarnya. Karena membawa terlalu banyak pasukan di satu lokasi tambak membuat hati terasa kurang sreg, dan ada rasa sungkan kepada Pengelola / Penjaga di tambak yang dituju. Oleh karenanya para senior Mancing Kutuk Gabus terkadang harus membagi tim dalam beberapa kelompok, dan lokasi yang dituju juga diusahakan terpisah antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, namun untuk menentukan peserta bergabung dengan kelompok siapa, itu hak asasi masing2, selera masing2, para senior Mancing Kutuk Gabus tidak pernah dan tidak akan pernah mengatur untuk urusan yang satu ini, demi menjaga hati dan perasaan semuanya, demi kebaikan. Pada musim hujan seperti saat ini, semua itu bisa berjalan lancar tanpa kendala, karena ada banyak lokasi dalam buku catatan Mancing Kutuk Gabus.

Trip Minggu 4 Maret 2011 yang lalu, senior Mancing Kutuk Gabus membagi trip dalam tiga kelompok, padahal rencana awal sebenarnya Mancing Kutuk Gabus ingin menyaksikan kembali pertemuan antara Cak Martin dan Cak Dikin di satu lokasi, namun karena peserta terlalu banyak, akhirnya batal dan para senior membagi tim dalam tiga kelompok. Kelompok pertama dibawa Cak Martin ke lokasi tambak Rangkah bagian selatan, kelompok kedua dibawa Cak Dikin ke lokasi tambak sekitar Barangan, dan kelompok ketiga dibawa Pakipunk ke lokasi tambak Rangkah bagian utara.

Di grupnya Pakipunk inilah dilaporkan terjadi banyak strike " strike habis2 an " oleh Pakipunk dan Cik Poo, dan kebetulan ada Harijanto di grup ini, yang semula ditugasi untuk dokumentasi pertemuan antara Cak Martin dan Cak Dikin, jadi sempat mengabadikan beberapa momen di grup ini, sedangkan di grup yang lain tidak ada persiapan dokumentasi.


Ada 4 orang di grup ini, yaitu : Pakipunk, Cik Poo, Harijanto dan Christian, berangkat dari jam 5.00 pagi, casting sampai jam 11.00, mantaaab...!

Pakipunk Strike -  (Photo by Harijanto)



Cik Poo Strike - (Photo by Harijanto)



Christian Strike - (Photo by Harijanto)



Harijanto in action - (Photo by Christian)


Nonton videonya, klik tautan di bawah ini !





Kamis, 08 Maret 2012

Musim hujan bagi tim Mancing Kutuk Gabus

Musim Hujan
Acara makin meriah

Tokoh2 Kutuk (Mancing Kutuk Gabus)
Seperti pada tahun2 sebelumnya, aktivitas tim Mancing Kutuk Gabus semakin marak dan ramai peserta pada musim hujan, beberapa peserta yang absen pada musim kemarau kini aktif bergabung kembali. Fenomena ini menjadi semacam siklus tahunan, atau biasa kami sebut tradisi tahunan di tim Mancing Kutuk Gabus, oleh sebab pengaruh musim hujan bagi acara kami.

Hal yang pasti berbeda saat casting/ popping pada musim hujan, dibandingkan dengan musim kemarau adalah jam mancing yang semakin panjang, oleh karena suhu udara yang lebih dingin, langit yang seringkali mendung berawan dan panas matahari yang tidak terlalu menyengat seperti pada musim kemarau, sehingga pemancing bisa menikmati trip dengan nyaman dan betah berlama2 casting sampai siang hari, terutama pada hari libur.

Selain itu musim hujan juga menyebabkan populasi kutuk meningkat drastis, dan penyebarannya menjadi semakin merata di semua lokasi tambak di Sidoarjo, sehingga lokasi mancing menjadi semakin banyak pilihan, hal ini sangat berbeda dengan pada musim kemarau.

Yang terakhir adalah dalam hal kemudahan mencari umpan (percil / anak kodok), tidak seperti pada musim kemarau yang harus bersusah payah untuk mencari kodok.

Umpan mudah, suasana nyaman, sasaran banyak, peserta bertambah....mancing makin meriah.


Oleh :
Admin. Mancing Kutuk Gabus



Rabu, 07 Maret 2012

Musim hujan bagi Mancing Kutuk Gabus

Musim Hujan
Dulu dan Sekarang


Musim hujan adalah musim yang kerapkali membawa berkah dan keberadaannya tiap tahun dinantikan oleh para pemancing ikan air tawar, terutama kami para pemancing kutuk. Pada awal2 musim inilah ikan air tawar di alam bebas memulai pembibitannya, dan ikan2 yang sembunyi untuk mempertahankan hidupnya ketika musim kemarau, mulai keluar dari liang2 persembunyiannya.

Sepuluh tahun yang lalu, ketika perumahan2 belum seberapa padat seperti sekarang ini, dan masih banyak tanah2 kosong di sekitar pemukiman kami, pada musim hujan begini, seringkali kami dapati ikan2 naik ke jalan2, ke tanah2 kosong, ke genangan2 air, terutama saat hujan lebat, malam hari. Anak2 dan orang2 yang tinggal di sekitar pemukiman kami, hanya perlu lampu senter untuk mencari dan memungut ikan di tempat2 tersebut, seperti lirik lagunya Band legendaris Koes Plus, " Ikan2 menghampiri dirimu ".

Kini Sidoarjo semakin padat penduduk, sawah, tambak, dan tanah2 kosong berubah jadi perumahan, dan ikan2 sudah tidak lagi mengampiri dirimu, semuanya harus berjuang untuk mendapatkan sesuatu. Anak2 dan orang2 sudah tidak lazim lagi membawa lampu senter untuk mencari dan memungut ikan di jalan2, pada musim hujan. Kalau toh masih ada yang keluyuran malam2 dengan lampu senter pada musim hujan begini di sawah2, di tanah2 kosong, itu adalah tim " Mancing Kutuk Gabus ". Karena kodok2 masih menghampiri dirimu ketika hujan turun malam hari.


Tokoh2 Kutuk " Mancing Kutuk Gabus "

Oleh :
Admin. Mancing Kutuk Gabus